Memangnya ada Hubungan Menaati Lampu Merah sama Kekristenan?

Di dalam kekristenan, seharusnya tidak mengenal adanya dikotomi antara apa yang sering disebut dengan “rohani” dan apa yang yang “sekuler.” Allah di dalam iman Kristen adalah Allah Pencipta dan sekaligus penopang segala sesuatu. Ia berdaulat dan memelihara seluruh aspek kehidupan di alam semesta ini, baik secara langsung maupun tidak secara langsung. “Tidak secara langsung” saya maksudkan dengan bahwa Allah menggunakan ciptaan-Nya, seperti manusia untuk mencapai maksud atau kehendak-Nya. Misalnya: apakah yang menciptakan komputer, mobil, rumah, dan alat-alat yang kita gunakan sehari-hari adalah ciptaan Allah? Jawabannya adalah ya, tetapi Allah tidak secara langsung tiba-tiba muncul Iphone, Samsung, ASUS, mobil Toyota, tetapi Allah menggunakan manusia di dalam kehendak-Nya untuk menciptakan semuanya itu. Allah yang menyediakan bahan baku di alam natural dan Ia memberikan kepintaran dan kreativitas bagi manusia untuk berinovasi menggunakan segala sumber daya tersebut untuk menciptakannya. Dengan demikian, di dalam kehidupan kita sehari-hari sebenarnya tidak ada satupun yang terlepas dari Allah, bahkan hal-hal yang sangat sepele, seperti menaati lampu merah di jalanan.

Kita tahu bahwa keteraturan adalah berasal dari Allah. Ia adalah sumber keteraturan dan keindahan di dalam dunia ini. Ia menghendaki manusia hidup di dalam keteraturan dan kalaupun ada kekacauan, Ia mau manusia untuk berupaya untuk membuatnya lebih teratur. Keteraturan ini tentu saja juga berlaku ketika masyarakat beraktivitas di jalan raya. Ketika berkendara di lalu lintas, keteraturan menjadi hal yang sangat penting, karena itu menentukan keamanan dan kenyamanan kita semua. Semua ini tentu saja dapat tercapai jika semua pengendara menaati peraturan lalu lintas, sehingga hak dan kewajiban masyarakat dapat terpenuhi. Untuk itu, Allah menggunakan aparat-aparat hukum untuk membuat peraturan-peraturan tersebut.

Permasalahannya, semua manusia telah jatuh di dalam dosa. Kecenderungan manusia selalu egois atau mementingkan diri sendiri, hak dan kewajiban dilanggar, dan mereka tidak mau dikekang oleh hukum. Tidak masalah hukum dilanggar atau orang lain celaka, yang penting saya cepat sampai tujuan, yang penting saya gak kena macet, dan sebagainya. Disinilah seharusnya orang Kristen memperbaiki tatanan yang rusak tersebut. Orang Kristen harusnya berupaya untuk hidup tertib dengan mengikuti peraturan-peraturan tersebut, bukannya malah ikut-ikutan menjadi “pengacau” di jalanan. Dan salah satu kekacauan yang bisa dibilang cukup parah adalah mengenai lampu merah.

Nah, kembali lagi ke topiknya, jadi kalau saya orang Kristen, apakah memang ada hubungannya kekristenan dengan menaati lampu merah? Tentu saja ada!

  1. Menaati lampu merah adalah salah satu bentuk kita mengasihi sesama manusia.

Kita gak jarang ya lihat di perempatan jalan misalnya, sisi satu sebenarnya udah merah lampunya, tapi masih bandel jalan juga dan kadang kendaraan-kendaraan tersebut jadi hampir tabrakan dengan kendaraan yang udah lampu hijau. Nah, tentu ini membahayakan sekali, bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Padahal di Matius 22 : 38, Yesus sendiri memerintahkan : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kita disuruh mengasihi sesama dan kalau kita melanggar lampu merah, malahan itu menyebabkan bahaya bagi diri kita dan orang lain. Itu artinya kita tidak melakukan Firman Tuhan. Ya, tentu saja waktu perintah itu diutarakan Tuhan Yesus, belum ada lampu merah dan Ia tidak memaksudkan itu mengenai lalu lintas, tetapi esensinya tetap sama, yaitu apapun yang kita lakukan harus berdasarkan kasih kepada sesama dan apapun yang membahayakan sesama bukanlah bentuk kasih. Esensinya sama, tapi ekspresinya bisa berbeda, oleh karena itu ayat tersebut bisa dikenakan dengan konteks kita sekarang ini, khususnya dalam menaati peraturan lalu lintas.

2. Ketaatan kepada pemerintah

Dengan menaati lampu merah yang disediakan Allah melalui aparat penegak hukum, kita juga sedang melakukan Firman Tuhan. Di dalam  Roma 13, Paulus mengatakan bahwa kita harus menaati pemerintah di atas kita, siapapun dan bagaimanapun ia memerintah. Pada saat itu, pemerintah Roma sudah jelas adalah pemerintah yang kejam, terutama kepada orang-orang Kristen, bahkan kejamnya sampai bisa menghilangkan nyawa umat Allah. Meskipun demikian, Firman Tuhan tetap mengatakan jemaat tetap harus menaati mereka, karena bagaimanapun juga pemerintah telah dipilih Allah. Kembali lagi kan seperti yang saya bahas di awal, bahwa tidak ada satupun yang terlepas dari kedaulatan Allah atas dunia, bahkan pemerintah yang kejam sekalipun. Inilah bedanya juga kekristenan dengan agama Islam, yang cukup bermasalah jika pemimpinnya bukan seagama. Mereka tidak mau punya pemimpin kafir. Sedangkan umat Kristen sama sekali tidak punya masalah pemimpin yang seagama atau tidak, karena ketaatan kepada mereka adalah perintah Tuhan juga.

3. Menghormati hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain.

Ketika kita menaati lampu merah, kita sebenarnya sedang menjalankan kewajiban dan hak kita. Lampu lalu lintas itu fungsinya mengatur hak dan kewajiban masyarakat. Ketika lampu udah hijau, maka masyarakat punya hak untuk jalan dan yang lampunya lagi merah, mereka berkewajiban untuk berhenti dan menghormati yang lain untuk jalan duluan. Dengan adanya saling menghormati hak dan kewajiban ini, maka keteraturan dan keamanan akan tercipta. Allah telah memberi hati nurani kepada manusia mengenai hak dan kewajiban ini, maka kalau dilanggar, hatinya tidak ada akan tenang dan hidup manusia akan jadi kacau.

Simple bukan? Orang Kristen seharusnya dapat melihat setiap aspek kehidupannya, di mana pun dan kapan pun dalam kacamata kekristenan, bahwa Allah dan Firman-Nya tidak terlepas dari itu semua.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

Up ↑

%d bloggers like this: