Salah satu serangan muslim kepada kekristenan adalah mengenai keilahian dan juga kemanusiaan-Nya: “bagaimana mungkin Tuhan jadi manusia?” “Tuhan kok laper?” “Tuhan kok tidur?” Jadi bagaimana kekristenan meresponi pertanyaan dan sekaligus ejekan tersebut? Menurut saya, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kemanusiaan Yesus Kristus.
Ketika kita mengatakan bahwa Yesus adalah 100% Allah dan 100% manusia, artinya adalah bahwa Kristus yang adalah Allah “mengenakan” atau “menambahkan” natur manusia kepada natur Ilahi-Nya di dalam satu pribadi, yaitu Yesus Kristus. Ingat, Yesus adalah satu pribadi dengan dua natur, jangan dibalik-balik ! Jadi, di dalam pribadi Kristus yang berinkarnasi, Ia memiliki dua natur yang exist sekaligus, tetapi tidak bercampur atau melebur menjadi satu natur yang baru.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tidaklah menjadi masalah bahwa Allah “mengenakan” atau menambahkan satu natur lagi karena natur manusia dan pribadinya adalah hasil ciptaan dari Kristus sendiri, sehingga Ia berhak, boleh, dan mampu untuk melakukan hal tersebut. Saya beri ilustrasi yang mungkin tidak bisa mewakili 100% konsep tersebut, tetapi bisa memberikan gambaran. Kalian yang suka film Avengers, umumnya suka karakter Iron Man. Nah, Tony Stark adalah seorang yang jenius, yang berhasil menciptakan Iron Man dan disatukan dengan tubuhnya sendiri untuk melakukan pertarungan dengan musuh-musuhnya. Bahkan kita lihat dia menanamkan suatu alat di dadanya, yang kalau ia tekan, dengan cepat ia akan berubah menjadi Iron Man.
Ini suatu contoh di mana Stark yang adalah manusia, mengenakan robot yang adalah ciptaannya sendiri kepada dirinya. Natur Stark sebagai manusia berdampingan dengan “natur” dari Iron Man yang adalah sebuah robot ciptaannya. Mereka tidak bercampur atau melebur jadi satu. Ketika Stark ada di dalam “tubuh” Iron Man, ia tidak hilang eksistensinya. Kalau dipikir-pikir, tidak masuk akal kok ada manusia bisa terbang, keluarin api dan roket, tapi kita bisa paham kok itu karena Stark mengenakan satu natur lagi yang berbeda dari dirinya sendiri. Iron Man dan Stark tidak dapat dipisahkan tapi bisa dibedakan. Untuk hal ini kita ga ada masalah kok, malahan kita kagum dan fun menyaksikan film tersebut.
Ketika saudara naik sepeda, motor, atau mobil juga mirip. Saudara sedang memakai satu ciptaan untuk “bergabung” dan melakukan satu aktivitas yang baru dan tidak dapat dilakukan oleh manusia. Tidak mungkin ada manusia dapat bergerak 60 km/jam, tetapi karena ia “menyatu” dengan ciptaannya, maka hal itu mungkin. Pada saat kita naik sepeda, kita tidak menjadi sepeda dan sepeda bukan kita. Kita dan sepeda secara bersamaan eksis dalam suatu keadaan khusus, yaitu naik sepeda. Jadi, tidak ada masalah dan tidak berkontradiksi sama sekali kalau kita menggunakan sepeda yang adalah ciptaan manusia dan lebih terbatas daripada manusia itu sendiri. Begitu juga dengan Yesus Kristus yang adalah pencipta manusia, Ia sangat berhak dan mampu untuk mengenakan ciptaan-Nya sendiri kepada diri-Nya.
Lagipula saya pikir kualitas “tidak terbatas’’ bukanlah lawan kata dari yang “terbatas”. Tidak terbatas tidak bertentangan dengan yang terbatas, tetapi keadaan terbatas hanyalah semacam degradasi dari keadaan tidak terbatas. Sama halnya dengan lautan dengan sungai, apakah lautan bertentangan atau lawan kata dari sebuah sungai atau danau yang jauh lebih kecil dari laut itu? Tentu tidak! Apakah presiden bertentangan jabatannya dengan seorang Menteri? Tidak, karena Menteri adalah sebuah jabatan yang dibentuk oleh presiden dan Menteri itu memang memiliki cakupan wewenang yang lebih kecil dari presiden. Presiden berwenang atas Menteri tersebut, tetapi keduanya tidaklah bertentangan atau merupakan lawan kata.
Persoalan ini sedikit banyak bisa kita temukan juga di dalam Islam sendiri. Kita bisa melihat bahwa allah digambarkan memiliki beberapa komponen tubuh seperti manusia. Allah dikatakan memiliki tangan:
Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Padahal, bumi seluruhnya (ada dalam) genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan (Sura 39:67).
Allah punya wajah:
(Akan tetapi,) wajah (zat) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal (Sura 55:27).
Allah punya betis kaki:
(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan (yakni huru-hara di hari Kiamat) dan mereka diseru untuk bersujud. Namun, mereka tidak mampu (Sura 68:42).
Ada yang menafsirkan bagian tubuh Allah tersebut secara metafora dan juga literal. Apapun tafsirannya, sebenarnya bagi kita yang percaya monoteis, tidak punya masalah, karena Allah adalah pencipta semua aspek hidup kita. Semua itu adalah hak Allah jika Ia menggambarkan diri-Nya dengan menggunakan ciptaan-Nya. Tentu saja jangan salah dimengerti, saya tidak mengatakan kualitas ciptaan sama atau setara dengan Allah. Allah tidak terbatas, sedangkan manusia terbatas.
Perkiraan saya, sebenarnya masalah utama dari persoalan kemanusiaan Kristus adalah bahwa mereka tidak bisa menerima keilahian Kristus. Bagi kita yang menerima bahwa Kristus adalah Allah pencipta, tidak ada masalah bagi kita bahwa Allah dapat berinkarnasi menjadi manusia, yang adalah ciptaan-Nya sendiri. Ia mengenakan ciptaan-Nya untuk melakukan suatu pekerjaan yang memang hanya dapat dilakukan oleh Allah dan manusia yang sempurna dan tidak berdosa, dan syarat tersebut hanya dimiliki oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Dengan melihat penjelasan ini, sebenarnya tidak perlu lagi mempermasalahkan bagaimana bisa Allah menjadi manusia dan melakukan tindakan-tindakan yang manusiawi dalam diri Yesus Kristus, karena Pencipta dan ciptaan tidaklah bertentangan. Allah sangat berkuasa dan berhak untuk memakai ciptaan-Nya untuk hal apapun, khususnya untuk menyelesaikan rencana-Nya.
Leave a Reply